Jebakan Maut Jadi Objek Wisata Menarik
Menunjukkan maket terowongan persembunyian gerilyawan Vietcong

TENTARA Amerika Serikat (AS) pasti dibuat pusing ketika menghadapi pejuang Vietcong selama Perang Vietnam pada tahun 1960-an. Bagaimana tidak? Mereka sudah disiapkan banyak jebakan maut ketika memasuki kawasan Cu Chi yang merupakan basis operasi Serangan Tet. Jika menginjak jebakan tersebut, pasti terjatuh dan tubuh mereka akan tercabik-cabik. Selain banyak jebakan, para pejuang Vietcong juga membuat bunker-bunker dan lorong/terowongan di bawah tanah yang panjangnya sekitar 120 km.

Linggis-linggis tajam siap menusuk siapa yang jatuh
Cu Chi merupakan area hutan sekitar 30-40 km dari kota Ho Chi Minh. Tempat itu kini menjadi salah satu objek wisata menarik di Vietman. Ketika wartawan KR mengikuti ‘Fam Trip’ atas undangan Malaysia Airlines bersama sejumlah tour leader di Yogya dan Surabaya, pada 28 Juli-1 Agustus lalu, bisa membayangkan bagaimana rasanya jika terperangkap jebakan tersebut. Juga sempat mencoba berjalan merangkak melewati lorong sempit bawah tanah. Meski hanya sekitar 10 meter, namun cukup membuat badan berkeringat.
Berbagai jebakan tersebut di tutupnya diberi rerumputan. Jenisnya sama dengan rumput yang ada di sekitarnya. Sehingga ketika dilihat seperti dataran tanah biasa. Tetapi begitu tutup terinjak akan njeplak dan penginjaknya akan terjun di dalamnya. Sementara itu di bawahnya sudah disiapkan besi-besi tajam dengan berbagai bentuk. Ada yang ditancapkan di kayu, ada juga yang ditata di besi. Bahkan yang cukup mengerikan ada jugangan yang dibawahnya ditancapkan besi-besi tajam yang siap menancap di tubuh korban.
”Kalau ada yang terjatuh, pasti langsung jadi seperti sate,” komentar Bambang Priambodo, Sales Rep Malaysia Airlines yang mengantar rombongan.

Nampang bersama manekin pejuang Vietcong
Kalau mengejar pejuang Vetkong, bisa jadi tiba-tiba buruannya menghilang, atau mungkin mendadak muncul menyerang. Ini bukan karena pejuang Vietkong ampuh sehingga bisa menghilang, tetapi ada sejumlah lubang yang bisa untuk sembunyi, sedang di atas tutupnya diberi sampah, sehingga ketika ditutupkan sulit dibedakan antara lubang dan tanah biasa. Para wisatawan boleh mencoba bersembunyi di lubang tersebut, tentu saja yang tubuhnya kecil. Di antara peserta Fam Trip yang mencoba lubang tersebut adalah Wenny Salim (Awen) dari PT Nusantara Tour dan Markus Ciputra L Santana (PT Nusa Santana Prima), keduanya dari Yogya.


Gerilyawan Vietcong membuat bambu runcing.
Mencoba terowongan, sebentar saja berkeringat.Meski tentara AS menjatuhkan sejumlah bom di kawasan tersebut, namun keberadaan terowongan dan bunker tetap aman-aman saja, karena memang cukup kuat dan berlapis kedalamannya. Bom-bom yang dijatuhkan hanya membuat tanah seperti kubangan yang bisa disaksikan hingga saat ini. Sedang bagi yang ingin mencoba menembak, di sediakan kawasan tertentu disertai senapan. Tentu saja pelurunya haru membeli. Tak heran jika suara dar dor juga membahana di kawasan tersebut.
Kubangan bekas sasaran bom
Setelah menjelajahi arena bekas perang, para wisatawan disuguhi singkong atau ketela godok. Yang berbeda dengan di Indonesia, singkong tersebut dilengkapi kacang tanah yang sudah dihaluskan dan gula. Sebelum dimakan, singkon terlebih dahulu dicelupkan ke dalam kacang dan gula. Rasanya memang nikmat. (*)
Wah ceritanya sangat lengkap dan sesuai dengan kondisi yang ada, pak Luthfie. Pasti banyak yang tertarik untuk ke Vietnam setelah membaca tulisan Bapak. Cu Chi tunnel memang sangat menarik ya, Pak.
BalasHapusMarko Santana