Kalau kita punya waktu longgar, bisa leluasa menjelajahi objek-objek wisata tersebut. Apalagi kini Citilink sudah membuka jalur penerbangan langsung Yogya-Medan. Jika waktu kita tidak banyak, juga bisa memuaskan diri dengan menikmati objek-objek wisata yang ada di dalam kota Medan. Antara lain dengan berkunjung ke Istana Sultan Maimun, yang merupakan ikon sejarah kota ini, yang terletak di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun.
Istana Maimun dari depan.
Masuk Istana Maimun berbeda dengan masuk istana atau kerajaan (kraton) lainnya. Sebab, kita bisa ikut menjadi bagian dari istana ini. "Kita bisa menjadi bangsawan sejenak di istana ini," kata Benny S Butarbutar, VP Corporate Communication Citilink Indonesia, saat mengantar sejumlah wartawan peserta Joyflight Citilink, baru-baru ini.
Di dalam istana memang ada beberapa toko suvenir yang menyewakan pakaian adat, baik untuk pria maupun wanita. Dengan membayar Rp 20.000, seorang wisatawan akan didandani layaknya keluarga istana. Setelah itu bisa berfoto-ria di semua sudut istana. Bahkan juga berfoto dengan duduk di singgana raja, sehingga seperti raja (kalau pria) atau ratu (kalau wanita), atau raja bersama permaisuri kalau foto berpasangan. "Ini kita seolah-olah sedang rapat keluarga istana," kata Benny S Butarbutar kepada para wartawan yang ikut sambil menikmati kursi santai di bagian depan Istana.
Selain berfoto sepuas-puasanya di semua sudut istana, kita juga menyaksikan koleksi foto-foto keluarga istana. Juga pusaka (keris) Sultan dan benda-benda lain. Sedang kalau di luar bisa menikmati keindahan dan kenyamanan tamannya serta kekhasan artitekturnya.
Istana Maimun dari samping
Istana Maimun didesain oleh arsitek Italia. Namun ada versi lain menyebutkan desainer Istana seorang belanda bernama T.H. Van Erp. Dibangun oleh Sultan Deli, Sultan Mahmud Al Rasyid. Pembangunan dimulai dari 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana ini memiliki luas 2.772 m2 dan 30 ruangan. Bangunan terdiri 2 lantai dan memiliki 3 bagian, yaitu bangunan induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan. Bangunan istana ini menghadap ke utara dan sekitar 200 meter di sisi depannya terdapat bangunan Masjid Al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Raya Medan.
Istana Maimun menjadi tujuan wisata bukan hanya karena usianya yang tua, namun juga desain interiornya yang unik, memadukan unsur-unsur warisan kebudayaan Melayu, dengan gaya Islam, Spanyol, India dan Italia. Bangunan induk sebagai tempat Singgasana Raja. Istana ini termasuk bangunan bersejarah. Dibangun dengan ciri khas Melayu dengan warna kuning, sebagai istana peninggalan Kerajaan Deli pada masa saat itu dan disebut juga Istana Putri Hijau.
'Para bangsawan' dadakan mejeng.
Desain istana dengan gaya tradisional istana-istana melayu dan pola India Islam (Moghul) yang terlihat dari bentuk lengkungan atap.
Jika kita melihat kedalam istana ada perpaduan budaya Belanda yang terlihat dari perabotan istana seperti kursi, meja, toilet lemari dan pintu, pengaruh budaya Belanda juga terlihat di marmer prasasti di depan tangga yang ditulis dengan bahasa Belanda.
Di dalam kompleks istana terdapat Meriam Puntung. Menurut Hikayat Puak Melayu, Meriam Puntung adalah penjelmaan dari adik Putri Hijau dari Kerajaan Deli Tua bernama Mambang Khayali yang berubah menjadi meriam dalam mempertahankan Istana dari serbuan Raja Aceh yang ditolak pinangannya oleh Putri Hijau. (Luthfie)
Foto-foto











Tidak ada komentar:
Posting Komentar